Han Se Joo adalah seorang penulis di masa lalunya (saat Jepang masih menduduki Korea pada tahun 1930an). Di jaman modern ini, dia telah bereinkarnasi dan menjadi seorang penulis terkenal yang buku-bukunya selalu menjadi bestseller. Tapi pada project tulisannya yang baru, ia mengalami depresi dan writer's block sehingga tidak bisa menyelesaikan tulisannya itu. Sampai kemudian datanglah Yoo Jin Oh yang merupakan ghostwriter berbakat yang mau membantu Se Joo namun dengan beberapa persyaratan. Salah satunya mengenai Jeon Seol, yang merupakan seorang dokter hewan, pecinta buku, fans pertama Han Se Joo yang sekarang berubah menjadi anti-fan nya.
Review:
Kalau sedang mengikuti ongoing salah satu drama dan drama itu sampai saya favoritkan, biasanya saya tidak akan menaruh perhatian ke drama lain yang punya jadwal yang samaan. Dan ini kejadian sama Chicago Typewriter yang tidak terlalu ingin saya tonton karena saya sudah lebih dulu menyukai drama Tunnel. Sekalinya ditonton, saya butuh lihat 5 episode dulu untuk bisa benar-benar jatuh cinta dengan drama ini...itu pun karena tadinya ingin melihat Go Kyung Po saja hehe...
Yang membuat Chicago Typewriter menarik sekali untuk kita ikuti ialah karena drama ini punya dua timeline cerita, tahun 1930an dan tahun 2017 yang saling berkaitan, dimana beberapa tokoh merupakan reinkarnasi dari tokoh masa lalu yang dipertemukan kembali, khususnya untuk Han Se Joo, Jeon Seol, dan Yoo Jin Oh.
Eksekusi Chichago Typewriter ini sangat rapih meski dia punya dua timeline cerita. Penyampaiannya pun juga tidak bikin bingung meski alurnya dibuat maju mundur. Satu-satunya yang bikin bingung pada awalnya mungkin hanya mengenai wujud Yoo Jin Oh sebagai ghostwriter saja. Sisanya tidak membingungkan sama sekali. Dan saya mesti acungi jempol untuk writer-nim yang udah kasih twist mengenai si ghostwriter ini, juga twist-twist lainnya yang WOW. Sangat diluar dugaan. 👍
Kalau boleh memilih, saya pribadi makin suka kalau cerita mulai pindah kembali ke masa lalu dimana kita bisa bertemu Seo Hwi Young, Ryu Soo Hyun dan Shin Yool. Ceritanya yang lebih kompleks dan bikin penasaran menjadi alasannya. Selain itu karena part ini bersetting jaman dulu yang punya suasana vintage yang bagi saya cukup bikin mata segar.
Tapi tetap saja, timeline tahun 2017 sama pentingnya di Chicago Typewriter karena jadi part baru/lanjutan bagi tiga sekawan yang dimasa lalunya mengalami takdir buruk. Yup...secara tidak langsung, drama ini memang berubah menjadi kisah persahabatan kekal abadi yang tak kenal perpisahan.
Entah berapa kali saya mesti menahan haru, ketika scene sedang memperlihatkan Han Se Joo, Jeon Seol, dan Yoo Jin Oh (atau Seo Hwi Young, Ryu Soo Hyun dan Shin Yool) bersama-sama. It's so touching and heartbreaking at the same time 😭. Apalagi kalau sudah diiringi ost yang enak bukan main macam Satellite dari SALTNPAPER dan Writing Our Stories dari SG WANNABE, pingin mewek bawaannya. Namun, melihat mereka bertiga rasanya juga jadi bahagia sendiri karena jalinan persahabatan mereka yang kuat. Tidak hanya dimasa lalu, tapi juga dimasa sekarang. Dan meski di Chichago Typewriter kita juga disuguhi adegan romance cinta-cintaan, tetap saja part persahabatan lah yang paling juara dan favorit sekali..
Lalu untuk akting, duh...akting Yoo Ah In sih jangan ditanyain lagi yah. Dia jadi Seo Hwi Young di masa lalu dan Han Se Joo di masa sekarang, dua-duanya sama-sama bikin kita jatuh cinta. Bagus banget aktingnya dalam memerankan dua karakter yang punya sifat berbeda. Walau saya pribadi lebih memfavoritkan Seo Hwi Young yang tampak lebih berkharisma dengan model rambut seksinya itu haha.
Tapi...dari hati yang terdalam, sebenarnya karakter terfavorit saya adalah Yoo Jin Oh, the real ghost writer, yang bikin saya tetep betah ngikutin Chichago Typewriter sampai selesai. Kenapa? Soalnya dia karakter yang paling bikin saya penasaran banget sama masa lalunya juga nasib dia nanti di akhir drama yang kemungkinan besar tidak akan happy ending. *kemudian puter lagu Writing Our Stories-SG Wannabe* *nangis dipojokan*
Pokoknya begitu deh....Chichago Typewriter ini diluar dugaan saya ternyata buagus banget! Recommended! Pasti kalian bakalan suka deh sama drama ini. Ohiya...siapin tissue yah kalau nonton drama ini...buat jaga-jaga aja...😉
Pada tahun 1986, Detektif Park Kwang Hoo yang sedang mengejar pembunuh berantai, mendapati dirinya terlempar ke tahun 2017 setelah melewati sebuah terowongan. Disana, ia bertemu dengan Detektif Kim Sun Jae dan Profesor Shin Jae Yi. Bersama-sama, mereka kemudian menangkap pembunuh berantai yang selama 30 tahun masih bebas berkeliaran.
Review:
Tunnel jadi salah satu drama favorit saya yang (lagi-lagi) tadinya hampir tidak ingin saya tonton. Karena saya nonton Tunnel hanya untuk melihat Yoo Hyun Min saja, dari awal ngikutin Tunnel, saya memang tidak memasang ekspektasi yang besar, walau drama sebelum Tunnel (Voice) sangat-sangat sukses. Tapi ternyata Tunnel sangat memukau sekali...
Biarpun episode satu terkesan biasa, tidak semendebarkan Voice, semakin kesini keseruan Tunnel terus meningkat dan cukup konsisten asiknya. Jalan cerita yang agak slow tidak menjadi hambatan karena eksekusi drama yang bagus. Ceritanya tidak bikin bosan tapi bikin kita penasaran terus.
Meski bergenre crime thriller, Tunnel ini tidak dibuat dark seperti drama lainnya yang sejenis. Saya saja lumayan kaget karena disini diselipi komedi juga ROMANCE. Tapi yang bikin kaget lagi (sekaligus senang) unsur komedi dan romance yang ada sama sekali tidak menggangu ritme cerita yang serius ini. Soalnya...suka 'ngeganggu' gitu kan biasanya? Nah...untungnya ini tidak kejadian di Tunnel. Part komedi dan romance justru jadi penyegar cerita karena selalu ada di momen yang pas. Bisa loh dari yang tadinya lagi adegan serius dan sedih terus satu detik kemudian malah dibikin ketawa sama tingkah mereka. Dan untuk part romance, sebenarnya ini juga tidak terlalu romance banget sih, cuman sekedar tatap-tatapan mata sama kasih kode-kode doang, tapi entah kenapa malah bikin smeriwing bahagia ngeliatnya haha. 😍 Keren lah!!
Dan di Tunnel, saya benar-benar dibikin jatuh cinta sama letnan Kim Sung Jae. Agak nyebelin sih di awal dan pas di akhir sering 'dikerjain' sama penjahatnya, tapi yah dia ganteng sih. Saya mesti gimana? Haha bias banget yah.
Sedangkan untuk profesor Shin Jae Yi, dia termaksud karakter yang aneh pas baru pertama kali kita lihat. Creepy (khususnya ketika lagi ngajar di kampus) dan selalu pasang muka datar terus. Hm...mungkin karena belum terlalu mengenal dia banget kali yah? Soalnya lama-lama pun kita akan suka juga dengan keunikannya itu. Makin kesini (setelah ketemu Park Kwang Ho dan Kim Sun Jae) jadi berubah banget dan jadi bisa berinteraksi dengan orang lain.
Dan pairing antara Kim Sun Jae dengan Shin Jae Yi pun klop banget dari awal. Interaksi mereka yang 'tidak biasa' malah jadi bikin kita geregetan bahagia. Padahal yah cuman begitu aja loh, tapi dapet banget emang chemistry-nya.
Lalu Park Kwang Ho, dia ini karakter utama yang membawa cerita dari awal sampai akhir serta karakter yang paling pinter dibanding yang lainnya. Clue-clue baru yang mereka temukan mengenai si penjahat kebanyakan berasal dari Kwang Ho Sendiri. Dan part Kwang Ho dengan istrinya yang terpisah oleh jarak dan waktu sukses banget bikin galau! Chemistry mereka 😍...
Pertama kali Kwang Ho terlempar ke masa depan dan bertemu Kim Sun Jae serta Shin Jae Yi, saya menyangka mereka bertemu karena murni kebetulan saja. Ternyata setelah ditelusuri mereka adalah dua orang yang punya hubungan dekat dengan Kwang Ho. Twist-nya lumayan tak tertebak disini. Begitu pula dengan karakter lain yang punya nama yang sama dengan Park Kwang Ho dari tahun 1986. Dan kenapa timing mereka kok bisa pas? Ketika Park Kwang Ho datang ke tahun 2017, disaat itu pula Kwang Ho'88 hilang. Ada hubungan apa mereka berdua ini? Bikin penasaran kan?
Kalau ada yang bilang Tunnel mirip sama Signal, tolong jangan dipercaya! Haha kalau inget ini jadi suka sebel sendiri deh. Iya soalnya waktu Tunnel bahkan belom tayang, ini drama sering dibanding-bandingin sama Signal karena punya 'cerita' yang sama. Padahal aslinya Tunnel tidak ada mirip-miripnya sama sekali dengan Signal. Beda banget dari segi alur cerita! Yang katanya sama, palingan karna Tunnel juga membahas kasus pembunuhan berantai yang juga pernah diceritakan di Signal. Dan ingatlah, Signal itu punya banyak kasus pembunuhan, sedangkan Tunnel bener-bener fokus di satu kasus saja. Dan kalau masih mau disama-samain berdasarkan kasus pembunuhan yang dibahas, Tunnel lebih mirip drama Gapdong kayaknya. Tapi tetep saja, dua drama ini punya alur dan ending cerita yang berbeda.
Kalau ditanya apakah puas dengan drama ini, jawaban saya adalah puas banget sama Tunnel! Ratingnya gak boong, dan termaksud drama rating tinggi untuk ukuran tv kabel. Sayangnya, ngeliat ending drama ini tuh antara bikin seneng dan kecewa sih. Kecewa karena porsinya kurang banyak sehingga ada beberapa hal yang menurut saya masih menjadi teka-teki. Mungkin kalau ditambah durasi 5-10 menit semuanya bisa terjawab. Yah...namanya juga drama time travel. Tidak mungkin gak bikin bingung dan frustasi, karena pasti ada banyak hal yang mesti dijelaskan.
Cuman...kalau dilihat keseluruhan, Tunnel sih emang bagus dan rekomen banget buat kalian tonton. Tidak rugi deh ngabisin waktu untuk ikutin kisahnya Kwang Ho, Sun Jae dan Jae Yi. 😎
I'm still can't get over by Produce 101 and Yoo Hoeseung.
Yeah...this post actually will be all about that show and Yoo Hoeseung.
Beberapa minggu terakhir saya lagi suka ngikutin Produce 101 Season 2. Produce 101 merupakan acara reality & survival show dari Mnet, yang mengumpulkan 101 trainee berbakat dari berbagai perusahaan entertainment, untuk bersaing menjadi yang terbaik, sehingga national producer bisa memilih mereka menjadi bagian dari 11 trainee beruntung yang akan didebutkan menjadi temporary boy grup selama sekitar satu tahun (pada season 1, mereka membentuk sebuah girl group yang dinamakan IOI) *cmiiw
Menarik bukan? Apalagi Produce 101 season 2 merupakan boys version dari season sebelumnya. Bagi para ciwi-ciwi pasti surga banget bisa liat cogan dimana-mana 😍😍
Tapi...tidak untuk saya (pada awalnya)...
Karena belum pernah ngikutin Produce 101 season 1, saya termaksud orang yang tidak peduli ketika season 2 akan dibuat. Banyaknya peserta yang ada di acara ini menjadi salah satu alasannya karena saya paling susah kalau disuruh menghapal nama dan muka orang (oke..ini gak masik akal sih). Alasan lainnya, karena terlalu banyak kontroversi sebelum acaranya tayang. Tiap hari ada aja berita yang muncul tentang acara ini. Duh...
Namun, mau seenggak pedulinya saya sama acara ini, lama-lama kepingin juga kepoin Produce 101, tepatnya...semenjak FNC Ent. ternyata ngirim satu trainee yang namanya Yoo Hoeseung kesini. Oh God...sebagai FNCstan, Boice dan Fantasy, ini pancingan banget buat saya.
Akhirnya PD101 pun saya tonton saking saya penasaran dengan si FNC trainee itu. Sayangnya penampilan Hoeseung yang sudah saya tunggu-tunggu sampai episode 2 masih dibawah ekpektasi. Entah mungkin karena part dia cuman ditampilin sebentar banget atau gimana, disitu belum keliatan kualitas vokal juga dance-nya, kesannya yah biasa aja. Untung tidak lama kemudian, Mnet nayangin dia dan beberapa trainee yang lagi latihan lagu Nayana, dan WOW!! Vokalnya Hoesung ternyata bagus dan powerful banget!😱 Langsung kepincut sampai akhirnya saya putuskan untuk lanjut nonton PD101 dan mendukung dia.
Dan tak dipungkiri, saya ternyata menikmati banget nonton PD101. Seru sekali melihat trainee latihan, saling berinteraksi dan perform diatas panggung. Namun sayang, rasa antusias ini hanya berlangsung sebentar.
Ketika para trainee mulai mempersiapkan grup battle, ada banyak hal yang membuat saya kecewa dengan acara ini, seperti misalnya pembagian grup yang tidak merata dari segi ranking ataupun jumlah anggota, serta sistem penilaian mereka yang 'tidak fair'. Rasanya aneh ada grup yang berisikan banyak trainee ranking atas bertanding dengan grup yang hanya berisikan trainee ranking bawah. Belum lagi dengan tingkat kepopuleran mereka. Grup yang punya anggota populer tentu punya kesempatan besar untuk menang. Tapi dari semua itu, yang paling menyebalkan sih bagaimana skor akhir grup didapat dari penjumlahan voting anggotanya saja (tidak dirata-ratakan), padahal setiap grup ada yang beranggotakan 6 dan 7 orang. 😔
Dan hal ini sangat terasa ketika saya mendukung Yoo Hoeseung di tim Be Mine 1 yang kalah pada grup battle. Hoeseung yang menampilkan nyanyian memukau + high note hanya mendapatkan 37suara. Cuman mau gimana lagi? Tim Be Mine 2 punya anggota lebih banyak dan banyak pula yang lebih populer. Belum lagi harus saya akui bahwa Hoesung gak bisa dance. Gerakannya kaku dan awkward banget 😂.
Sedikit kecewa sih dengan hasilnya, tapidari sini saya juga makin menyukai Hoeseung setelah saya tau betapa dia punya personality yang baik dan selalu positive thinking. Mungkin dia satu-satunya trainee yang tidak bisa di kasih 'drama' sama Mnet haha, soalnya Hoeseung tidak pernah kelihatan mengeluh ini-itu. Mau nanti hasilnya bagaimana, pokoknya kasih usaha maksimal saja dulu.
But, karena di grup battle tim Hoeseung kalah, lalu vote dia semakin turun padahal minggu depan ada eliminasi pertama, saya jadi stress ngebayangin nasib dia. Bisa tidak yah dia masuk 60 besar?? Untungnya sih bisa. Hoeseung berhasil lolos dan ada di urutan 56. Cukup mengagetkan tapi bikin seneng juga, mengingat ranking dia minggu lalu cukup menghawatirkan. Dan saya perhatikan dari gerak-geriknya, dia pun terlihat kaget saat diumumin lolos, seperti tak menyangka gitu (eh...atau dia kaget karena rankinnya terlalu rendah? Entahlah). Soalnya tujuan dia ikut PD101 pun sebenarnya buat cari pengalaman, mengingat dia baru jadi trainee 4 bulan ketika bergabung di PD101, so...emang anaknya sendiri tidak terlalu ambisius..
Sayangnya, biarpun dia lolos 60 besar, dapat ranking ke-56 ternyata jadi petaka juga untuk eval selanjutnya, dimana mereka harus perform berdasarkan posisi (dance. rap, vocal) yang mereka dapat. Disaat saya dan yang lainnya ingin sekali melihat Yoo Hoeseung menyanyi lagi, dia malah dapat posisi dance yang notabene adalah kelemahannya. Dan cukup bikin sedih ketika tau bahwa dia terpaksa ambil posisi dance karena ranking dia yang rendah tidak memungkinkan untuknya buat ambil posisi vokal yang saat itu udah full terisi oleh trainee lain yang dapat ranking lebih tinggi darinya. Duh...rasaanya jadi hopeless deh. Apa iya Hoeseung bisa lolos dari eliminasi berikutnya? Screentime dia di tiap episode saja sudah dikit banget, ini lagi dia malah disuruh dance....
Eh tapi...apa yang kita khawatirkan ternyata tidak terjadi. Hoeseung yang harus dance Right Round-Flo Rida berhasil membawakannya dengan baik. Memang sih video yang mereka perform bareng, Hoeseung-nya muncul sekelabat doang, tidak kelihatan gimana penampilannya. Namun kalau sudah liat video focus-nya Hoeseung, percaya deh pasti bikin syok. Guys...Hoeseung bisa dance loh! Dia improved baget disini😭.
Sayang...Hoeseung lagi-lagi dinistakan sama Mnet dalah urusan screentime. Disaat kita penasaran dengan backstory tim Right Round latihan (sampai bisa bikin choreography keren) dan gimana skill dance Hoesung jadi improved, Mnet malah nampilin drama berkepanjangan yang permasalahannya cuman karena pemilihan center. Like...why Mnet? Padahal nampilin mereka yang lagi latihan tanpa embel-embel drama bisa bikin image para trainee lebih positif dan bisa menghindari kesalahpahaman berujung fanwar.
Saya pun jadi makin tidak yakin Hoeseung bisa selamat dari eliminasi berikutnya, Biarpun ranking dia tiba-tiba melejit dari rank 56 jadi 36. *sigh*
Maka...ketika akhirnya jumat kembali dateng, saya pun bela-belain straming PD101 episode 8 untuk lihat siapa trainee yang tereliminasi. Di episode itu, 60 trainee masih ikut kebagian latihan concept song sebelum dieliminasi. Disatu sisi saya seneng bisa lihat mereka latihan sebentar, tapi disisi lain saya ngerasa Mnet itu kejam banget, khususnya sama trainee yang udah latihan dan dapat feedback bagus dari para trainer, tapi ternyata mereka malah keeliminasi. Dan ini kejadian sama Hoeseung yang kedapatan lagu showtime dan sayangnya juga keeliminasi. *cry*
Hoeseng yang sempat dipuji oleh trainer karena punya suara stabil, ternyata tidak bisa lepas dari bahaya eliminasi. Kalau ingat itu rasanya jadi baper sendiri sih. Sampai sekarang pun kalau lagi dengerin lagu Showtime, suara Hoeseung masih suka terbayang-bayang oleh saya. Rasanya jadi kurang afdol kayaknya kalau tidak ada suara Hoeseung di tim Showtime. *mian*
Dan disaat akhirnya Hoeseung banyak dapet screentime yang layak di episode 8, dan saya merasa bahwa itu tanda bahwa hoeseung akan lolos, ternyata itu justru cuman 'hadiah' dari Mnet karena dia salah satu trainee yang keeliminasi. Sedih banget sih. Disaat akhirnya orang-orang mulai mengenali dia, mulai 'ngeh' bagusnya suara dia, lucunya dia, serta positif nya dia, ternyata dia malah keeliminasi. Iyaaa...dia ini emang lucu dan positif banget orangnya. Saat pengumuman eliminasi kemarin itu saja dia masih bisa ngelucu mencairkan suasana dengan gerak geriknya serta gesturnya , padahal trainee lain pada pasang muka serius-tegang semua.
Itulah kenapa saya jadi sulit menerima kenyataan ketika hoesung tereliminasi. Saya sudah terlalu suka dengan trainee ini. Tapi dari awal saya juga sadar sih, bahwa masuk top 11 itu cukup sulit untuk Hoeseung.
Lalu begitulah....semenjak dia keeliminasi, maka selesai sudah saya mengikuti PD101. Hoeseung sudah keluar, apa lagi yang mau saya lihat? Yang ada malah bikin baper sakit hati karena dia udah keeliminasi. Masih suka sebel soalnya kalau inget-inget tentang dia dan masalah screentime....
Yah mau gimana? Kalau sudah ngomongin screentime + editing memang sudah problem banget sih dari Mnet-nya sendiri. Awalnya saya memang belum aware sih. Baru di episode 3-4 keatas lah saya mulai sadar Mnet tidak adil dalam hal pembagian screentime buat para trainee disini. Ada yang kebagian banyak, ada pula yang sedikit. Kalo diperhatikan, rasanya Mnet seperti menampilkan trainee yang itu-itu saja. Screentime buat hoeseung yang sering saya komentarin kedikitan saja sebenernya belum ada apa-apanya kalo dibandingin trainee lain yang mungkin lebih sedikit lagi screentimenya. Jadinya, Trainee-trainee yang belum punya fansbase besar pasti sulit terdeteksi oleh national producer dan jadi tidak diketahaui seberapa talented nya mereka. Sayang banget kan...
Tapi...dengan segala kontroversi dan kehebohannya, secara general Produce 101 sebenernya acara reality show yang seru banget sih. Khususnya karena di season 2 banyak banget cogan, berasa cuci mata hehe. Selain itu, kita pun jadi tau bahwa diluar sana banyak banget loh trainee-trainee bertalenta.
Yah biarpun saya sudah tidak ngikutin PD101 lagi, siapapun trainee yang nanti terpilih, semoga saja mereka memang orang-orang terbaik yang mampu memberikan penampilan terbaik untuk national producer dan kita (International fans). Dan trainee-trainee lain yang sudah tereliminasi bisa segera debut dan meraih kesuksesan juga...