Saturday, 20 December 2014

Anime: Psycho-Pass [Review]

Psycho-Pass
22 episode
12 Oktober 2012 - 22 Maret 2013
Action, Police, Psychological, Sci-Fi, Thriller

Sinopsis Singkat:
Cerita ini terjadi pada tahun 2113.

Pada saat itu, kondisi mental, kepribadian dan kemungkinan suatu individu untuk berbuat  kejahatan diukur menggunakan sebuah sistem bernama Sibyl System. Hasil pengukuran ini disebut sebagai Psycho Pass.

Selain itu, Sibyl System juga mampu mengukur Crime Coefficient, yang merupakan indeks dimana seseorang memiliki kecenderungan atau kemungkinan untuk melakukan tindak kejahatan. Apabila indeks Crime Coefficient seseorang sudah melewati batas, maka orang tersebut dianggap sebagai Kriminal Laten yang harus ditangkap, diamankan ataupun dibunuh.

Tapi, dari ketiga pilihan tersebut seorang kriminal laten juga bisa di rekrut menjadi seorang Enforcer yang bekerja dibawah Public Safety Bureau's Criminal Investigation Division untuk menangkap kriminal laten lainnya. Enfouncer yang didampingi oleh seorang Inspector nantinya akan menggunakan Dominator, yaitu alat pengukur Crime Coefficient sekaligus juga sebagai senjata yang dapat menembak dan membunuh di saat itu juga.

Anime ini bercerita mengenai Akane Tsunemori, seorang Inspector baru di Unit Satu Public Safety Bureau's Criminal Investigation Division. Disana Akane bertemu dengan Inspektur lain bernama Nobuchika Ginoza dan juga empat orang Enforcer yaitu, Shinya Kougami, mantan inspektur yang menjadi kriminal laten setelah rekannya dibunuh, Tomomi Masaoka, seorang pria setengah baya yang dulunya seorang detektif, Shusei Kagari, pemuda riang yang menjadi kriminal laten sejak dia kecil, dan Yayoi Kunizuka, mantan musisi yang berubah menjadi kriminal laten setelah berinteraksi dengan teroris.

Kesemuanya bersama-sama mengejar Shogo Makishima, orang yang berusaha menghancurkan Sibyl System

Komentar:
Oke...Akhirnya.... bisa juga menyelesaikan anime ini...

Yap, ketika menonton anime ini, saya sempat stuck di episode 6 karena merasa semakin kesini cerita di anime ini semakin sadis. Tapi karena cukup membuat penasaran, apalagi ada season 2 nya, pada akhirnya saya lanjutkan juga sih. Dan ternyata pengorbanan saya tidak sia-sia, karena justru di episode-episode selanjutnya cerita semakin seru, biarpun saya akui ceritanya pun semakin sadis juga -__-

Yah mau bagaimana lagi... orang pengecut macam saya yang takut dengan adegan sadis, disuguhi anime ini sudah pasti akan teriak-teriak selama monentonnya. Soalnya cerita di anime ini benar-benar bikin WOW, membuat saya penasaran tapi disatu sisi juga saya tidak sanggup untuk melihatnya. Alhasil jalan tengahnya adalah dengan menutupi layar laptop hahaha.

Setelah menonton Season 1, sejujurnya saya tidak bisa move on dengan anime ini, apalagi ceritanya bagus bukan mainnya. Ditambah dengan karakter Shinya Kougami yang benar-benar memikat saya. Sayangnya, di Season 2, Kougami justru dihilangkan. Kesal sekali pas saya tahu kabar itu. Bukankah Kougami adalah main characternya? Kenapa bisa dihilangkan? Ah entahlah....

Walaupun, cukup kecewa karena tidak ada Kougami, saya tetap mencoba menonton Season 2, dengan harapan perasaan kecewa saya dapat hilang. Tetapi sayang, sosok Inspektur baru yang menjadi rekan Akanen membuat saya tidak sanggup untuk melanjutkan Season 2 anime ini. Dia terlalu menyebalkan! Membuat saya benar-benar berhenti untuk menonton Season 2 nya dan lebih memilih untuk menunggu movie nya yang akan rilis pada  Januari 2015.

Secara keseluruhan, saya suka sekali dengan ceritanya, (khusus Season 1 saja loh yah) biarpun pas episode awal, memang sedikit membosankan karena ceritanya lebih banyak ke pengenalan karakter, ditambah lagi dengan beberapa istilah rumit yang membutuhkan waktu untuk dipahami. Anime ini merupakan anime yang keren bagi saya.

Intinya saya tetep merekomendasikan anime ini untuk para penonton yang menyukai genre action, thriller dan sci-fi, karna memang anime ini baguss sekali...

Oke.... sekian dulu, semoga kalian menikmatinya...

Selamat menonton :3




credit picture: (1)(2)

Thursday, 11 December 2014

Jalan-Jalan: Johor + Singapura (Part 1)

Akhirnya mimpi jaman kecil untuk pergi ke negeri orang bisa kesampaian juga di tahun ini, yah biarpun gak jauh-jauh sih. 

Jadi pas liburan lebaran kemarin saya kesampaian juga mampir ke Singapura. Lah kok mampir sih? Iya emang ceritanya saya gak langsung ke Singapura. 

Jadi memang sejak bulan Mei kami (saya pergi bareng orang tua saya) udah buat rencana untuk pergi ke Johor dan Singapura, dimana tujuan kami ke Johor sama Singapura sebenarnya beneran beda. Kalau ke Johor kami mau menghadiri acara gathering keluarga besar disana, sedangkan ke Singapura memang benar-benar pure jalan-jalan. Jauh-jauh hari sengaja ngurus paspor dan beli tiket pesawat murah, berhubung nyari yang hemat, kami milih naik pesawat tujuan Batam dulu, terus lanjut ke Johor nya via jalur laut. 

Bisa dibilang saya cukup excited dengan rencana ini, soalnya waktu jaman SMA terpaksa gak diajak ke KL (gathering keluarga besar juga loh) gara-gara mau UN, terpaksa ditinggal deh.

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba, H+4 lebaran kami berangkat dari rumah jam 5 pagi menuju bandara karena milih penerbangan yang pagi, biar setelah sampai Hang Nadim Batam kita langsung berangkat ke Johor lewat Batam Center. Setelah perjalanan panjang melalui udara dan laut sampailah kami di Pelabuhan Stulang Laut jam setengah 3 waktu Malaysia. Setelah urus imigrasi (entah kenapa suka serem sendiri tiap pemeriksaan imigrasi) yang akhirnya lancar, kami masih nunggu jemputan. Btw selama di Johor kami memang tinggal di rumah saudara, enak sih beneran gak ngeluarin ringgit sepeserpun buat tinggal dan makan disana. Ringgit yang udah ditukar gak kepake sama sekali, dan baru dipake buat beli oleh-oleh. 

Sayangnya karena rencananya di Johor emang cuman kumpul-kumpul keluarga aja, saya beneran gak kemana-mana, sempet bosen banget karena seharian disitu-situ aja. Sebenernya sih waktu baru sampe Johor mau diajak pergi ke Lego Land, tapi akhirnya saya batalin karena menurut saya, sayang banget bayar mahal-mahal buat masuk Lego Land tapi disana cuman sebentar. Saya baru mau ke sana sekitar jam 4 sore, tapi tutupnya jam 6 -___- sayang banget kan. Kapan-kapan aja deh....

Untungnya pas malem-malem kami diajak pergi keluar juga, bisa ngeliat pemandangan kota Johor malam hari plus disebrangnya bisa liat Singapura juga, ya ampun ternyata deket banget loh. Gak lupa juga kami diajak mampir ke Istana Bukit Serene yang didepannya ada gerbang mahkota. Yah namanya cuman mampir dan malem-malem juga kesananya kami cuman sampai depan gerbang mahkotanya aja dan foto-foto disitu yang justru kalau malem memang gerbang mahkotanya bagus banget  karena nyala lampunya.

Ada hal unik saat besoknya saya nyari oleh-oleh ke Giant di Johor. Jadi waktu saya kesana itu, saya sempet bingung karena pas dikasir barang-barang belanjaan kita gak dimasukkin ke kantong plastik. Ternyata....pada hari itu setiap minggunya ada ketentuan untuk tidak menggunakan kantong plastik. Kalau mau pakai kantong plastik kita harus bayar kantong plastiknya. Biarpun harus bayar, menurut saya kebijakannya keren banget loh, salah satu cara untuk mengurangi penggunaan kantong plastik, yang merupakan sampah yang sulit terdegradasi. Coba di Indonesia juga kaya gini haha

Setelah packing oleh-oleh yang dibeli tadi, kami siap-siap karena kami mau ke Singapura, waktu itu kami dari Johor udah sore, sekitar jam 4, karena paginya pergi kondangan ke Tanah Tinggi. Untuk ke Singapura sendiri, kami dianter sama saudara ke terminal bis dan kami pun berpisah disana. Ada kejadian gak enak saat perjalanan kami menuju Singapura, Pas diterminal bis, kami sempat bingung dengan mekanisme pembelian tiket bis nya. Kita cuman ngikutin tanda menuju imigrasi dan arus orang-orang yang lalu lalang aja. Sumpah jauh banget jalan ke pemeriksaan imigrasinya, apalagi dengan bawa koper dan tentengan oleh-oleh yang cukup besar. super ribet. orang-orang disana juga jalannya cepet-cepet banget, berasa lelet rasanya >_<

Setelah ngurus imigrasi, kami masih bingung, gimana cara beli tiket bis nya, pas tau-tau kami udah sampai di parkiran bis-bis yang akan bawa kami ke Singapura. Saya lihat ada antrian orang, langsung kami tanyai aja, gimana caranya buat naik bis. Orang itu ngasih tau kita bahwa kita bisa baris dibelakang dia dan nunggu sampai ada bis yang datang. Saya masih bingung, saya tanya lagi gimana sistem bayarnya, kata orang itu bayarnya nanti aja setelah sampai singapura. Saya bisa tenang sementara.

Setelah bis dateng, kami dengan segala koper yang super berat naik kedalam bus. Perasaan saya gak enak ketika saya ngeliat hampir semua penumpang menempelkan sebuah kartu di pintu masuk bis. Saya super bingung. Itu kartu apaan??? Dapet dari mana?? Kebingungan saya makin berlanjut dan belum terselesaikan hingga tanpa sadar kami sudah sampai di Singapura (emang deket banget sih). Udah sampai di Singapura, kami disuruh turun (kami belum bayar sama sekali) dan dilanjutkan dengan jalan yang cukup jauh buat menuju pemeriksaan imigrasi. Sempet gak tega juga ngeliat orang tua bawa-bawa koper yang beneran buat ribet kalo kami jalan. Fix lain kali gak akan bawa banyak tentengan kalo ke sana lagi!

Setelah ngurus imigrasi, perasaan gak enak saya beneran terjadi. Kami yang memang cuman ngikutin orang yang lalu lalang, sampai lagi di parkiran bis-bis. Saya panik, kita harus naik bis yang mana? yang tadi aja gak ngeti gimana dan dimana bayarnya. Akhirnya dengan sok tau Bapak saya mendekati salah satu bis bertingkat (bis yang beda dengan sebelumnya), dan langsung tanya ke kondekturnya, apa bisa antar kami bertiga ke Lavender. Dan ternyata bis nya bisa, dan kami disuruh bayar 5 S$ untuk satu orang. Entahlah apakah harga segitu mahal atau engga untuk naik bis. Udah gak mikirin lagi karena kami beneran pingin cepet cepet sampe hotel, udah cape.

Lalu akhirnya kami diturunin di pemberhentian bis nya (udah di daerah Lavender), berhubung kami buta banget jalan, dan udah gak kuat jalan nyari hotelnya, terpaksa naik taksi buat menuju hotelnya, yang pastinya lebih mahal, apalagi naiknya pas di jam peak hour, dimahalin lagi lah. Iklaskan aja lah, gapapa, yang penting bisa sampe hotel juga. 

*bersambung*

*oke, bagian selanjutnya nanti yah, mau ngerjain tugas dulu. maaf banget fotonya ga ada, karena saya gak megang fotonya :( tapi nanti kalo udah nemu bakalan disertain juga kok.*


Thursday, 30 October 2014

Watching: The Giver

*Mengandung sedikit spoiler*


Pertama kali liat trailernya beberapa minggu lalu, langsung memutuskan untuk nonton film ini di bioskop!

Film ini lagi-lagi pingin saya tonton karna adaptasi dari novel dengan judul yang sama karangan Lois Lowry. Sayangnya berhubung budget gak ada, saya belum baca juga novelnya, jadi emang gak tau ini film tentang apa. intinya saya cuman sukaaa ;)

Tapi eh tapi, entah sayanya yang gak ngikutin perfileman bioskop di indomesia atau emang gak merhatiin. Saya beneran gak tau loh sebenernya ini film udah tayang di Indonesia atau belum. Saya sih ngerasanya di bioskop tempat saya biasa nonton belom ada, entahlah -____-

Sampe-sampe iseng googling, malah nemu link download-nya berikut subtitlenya. Langsung deh kita download.

Setelah nunggu lama sampe ketiduran, akhirnya penantian panjang selesai juga. Saya buka filmnya dan kemudian heran kenapa durasi film nya cuman satu setengah jam. Kok bentar banget yah? Konflik di ceritanya bakalan selesai tuh? Agak kecewa kenapa sebentar banget.....

Oke secara singkat dan sebatas pemahaman saya setelah nonton film ini.  The Giver bercerita tentang suatu kehidupan dimasa depan yang dibuat setelah terjadinya kehancuran. Biar gak ada kehancuran, perpecahan lagi diantara mereka maka 'Komunitas' membuat sebuah tempat yang 'sempurna' tempat dimana penduduk selalu taat, teratur dan sopan satu sama lain. Mereka sama sekali gak punya ingatan rasa ketakutan sama kesakitan yang merupakan pemicu terjadinya perpecahan.

konflik mulai muncul ketikanJonas sebagai penerima ingatan harus menerima ingatan rasa sakit orang-orang sebelumnya dari pemberi ingatan. Dia merasa bahwa apa yang dilakukan komunitas itu salah, karna gak seharusnya emosi mereka diatur. Iya... setiap hari mereka juga harus rutin menerima suntikan, buat menstabilkan emosi mereka. Bahkan ketika dia liat ayahnya yang bertugas sebagai perawat bayi ngasih suntikan mati untuk bayi yang gak siap (gagal) dikasih ke orang tua adopsinya, ayahnya beneran gak ngerasa bahwa perbuatan itu salah. Mereka cuman ngira bahwa 'peraturannya emang begini loh'. Tapi Jonas dan Sang Pemberi sepakat bahwa hal tersebut salah, dan mereka harus merubahnya. Caranya.....? Jonas harus bisa melewati (menembus) medan yang dibuat. 

Komentar saya setelah nonton cuman bisa bilang, 'cuman segini aja nih?"

Tapi emang seriusan deh, saya ngerasa konflik yang ada  diceritanya gak diulas sampe dalem. cuman begini, begitu, terus selesai deh.

Sama satu lagi..... saya agak keganggun dengan film yang warnanya dibuat hitam-putih gitu. Jadi warna hitam-putih itu sebenarnya menggambarkan tentang keadaan mereka yang teratur itu lah, gak ada perbedaan satu sama lain. Sedangkan kalo filmnya lagi bewarna *duh apalah ini sebutannya, gak tau* itu karna diliat dari sudut pandang Jonas. Tapi karna terlalu banyak hitam putihnya saya ngerasa puyeng liatnya...(oke ini emang komentar pribadi*

Oke segitu saja.... overall biarpun konfliknya gak dibawa secara dalem, saya masih suka sama ceritanya, kaya ngajarin tentang kehidupan gitu, ada pesan positifnya dari film ini. jadi masih bisa lah untuk jadi list film yang bisa ditonton.

Sekian :)


credit picture: en.wikipedia.org

Saturday, 25 October 2014

Watching: Maze Runners



Sebenernya sejak awal gak ada niatan untuk nonton The Maze Runner. Bahkan kalau saya ga iseng buka youtube dan ga sengaja nemu video trailernya mungkin saya ga tau apa apa sama film ini.

Beruntungnya saya cukup tertarik sama film-film yang di adaptasi dari novel dengan genre dystopian kaya Divergent sama The Hunger Games, alhasil yang tadinya gak mau nonton jadi mau nonton.

Berhubung saya belum baca novelnya, jadi sejak film ini diputer bener-bener ga ada bayangan alur cerita di film ini kaya apaan. Ngeblank parah, Tapi sisi positifnya adalah saya jadi gak berespektasi tinggi sama film ini, dan selama nonton malah lebih asik karena selalu ada kejutan-kejutan tak terduga dari film ini. 

Beruntung deh pas nonton, bioskop nya lagi sepi dan banyak bangku kosong, termaksud disebelah saya. Kalau rame mungkin bisa malu kali yah, selama nonton malah kebanyakan teriak saking menegangkannya ini film. Selain menegangkan bisa dibilang film ini lumayan menakutkan bagi saya.  Terlalu banyak hal-hal mengagetkan muncul, macam film horroh. Oke.... emang saya paling lemah  nonton film horror. 

Pokoknya film ini tuh seru, menegangkan, histeris dan lain-lain campur aduk jadi satu deh >_<

Adegan yang lumayan bikin menegangkan dan capek adalah saat Thomas mau nolongin Minho dan Alby yang mau keluar dari labirin, tapi labirin keburu ketutup dan mereka bertiga malahan gabisa keluar, dan harus berhadapan sama Grievers, yang merupakan robot laba-laba yang selalu keluar malem malem dan memangsa mereka yang terjebak di labirin. Kenapa saya bilang adegan ini capek buat ditonton??? yah karna saya ngerasa adegan ini muncul ketika film masih diputer di bagian awal-awal. Emang ini film dari menit awal sampe menit akhir banyak banget tensi nya

Menurut saya tokoh yang cukup berpengaruh di The Maze Runners selain Thomas adalah Minho. Kenapa?? karna saya rasa tanpa petunjuk dari Minho yang notabene merupakan satu-satunya orang yang hapal luar kepala sama struktur labirin, saya rasa Thomas ga akan bisa buat mereka keluar dari misteri labirin. 

Dan actually saya juga lebih suka Minho sih haha, salah banget pake ada aktor korea disana kekekeke.

Oke segitu aja komentar saya sama film ini, sebenernya tulisan ini lama banget jadi, saya nulisnya di aplikasi blogger yang ada di hape android, tapi nulisnya dalam keadaan hape gak terkoneksi sama internet dan ternyata malah buat masalah -___-, tulisannya sih ke save, tapi gak bisa kebuka, alhasil draf yang udah jadi itu hilang, dan saya baru sempet nulis ulang lagi sekarang. mian ;)


credit picture: moviepilot.com

Monday, 29 September 2014

Days of Entwinet Fate

Morning greets you with smile
Let today simply pass by like the old days
We cry, laugh, and run freely
Chasing what they called beauty
Of a friendship that lies in frontier.
But i’m in pain..
And the melody you sing me
Is my anesthetic
Will we be like this, querida?
As the storm swallow all the grace
In this darling morning?

(Days of Entwined Fate, Pesan Dari Bintang – Sitta Karina)

Wednesday, 20 August 2014

Me: Akhirnya Malah Jalan ke Gramedia Matraman

Rencana jalan hari jumat kemarin terpaksa batal gara gara temen ga dibolehin, dia udah main terus sama temennya. Kebalikan banget sama saya yang jarang main, sampe disuruh main keluar. 

Gara gara batal, fix jumat itu rada bete. Harus kemana saya sekarang??? Sendirian!!

Pilihan pertama: Gramedia Matraman.
Ini tempat paling asik buat jalan sendiri, tapi paling ga asik buat kantong saya. Masalahnya adalah saya tipe orang yang lapar mata sama buku. Pingin beli buku ini itu, mengingat banyak banget buku yang berjejer masuk waiting list untuk dibeli.

Apalagi saya lagi ngumpulin duit buat nonton konser, yah terpaksa mesti dihemat. Entahlah sebenernya mau nonton konser apaan, wong konsernya aja masih belum fix ada di indonesia, tapi yah jaga jaga sapa tau nanti abang mau konser disini. amiiin. makannya saya jadi sayang banget sama duit. Apalagi buku dirumah juga masih ada yang belum saya baca.

Pilihan kedua: Ke Bioskop
Selalu penasaran gimana rasanya nonton bioskop sendirian. Dan pingin banget nyobain. Tapi sayang lagi ga ada film yang pingin saya tonton.

Lalu.......Setelah mikir dengan masak masak, saya milih pilihan satu.

HAH ujung-ujungnya yah emang jalan ke Gramedia...... pergilah lah saya saat itu juga. 

Gramedia I'm Coming......

Dan......
setelah mengarungi jalan, naik angkot, sampailah saya di depan gramedia. Untuk rutenya sih kalau dari terminal Kampung Melayu naik angkot 01, nanti turun persis didepannya. Atau engga naik Busway turun di halte Tegalan yang persis didepan Gramedia juga.

Wah masuk masuk udah kecium banget aroma buku buku, eh salah, yang bener aroma crepes. Ga mau buang-buang waktu langsunglah melipir ke spot favorit, tempat novel-novel dilantai 3. Dan seperti yang diduga, saya langsung lupa diri kalo disana. Apa lagi nemu buku-buku inceran yang mau dibeli. Salah satunya liat kumpulan series Percy Jackson.

 "Mau beli The Last Olympian!!"

Dan gegara Percy Jackson juga lah saya jadi mau baca buku-buku Rick Riordan yang lain.

"Mau Semuanya deh!!"

Mulai dari seri The Heroes of Olympus, The Kane Chronicles dan lain-lainnya. Contohnya The Demigod Files ini nih.
Mau beli ini :(
Terus teruss.... nemu pula yang lagi hot-hotnya haha gara gara abis nonto film nya nih (baru kesampean nonton). Yap all series of Divergent karya Veronica Roth. Tapi kalo yang ini masih bisa ditahan untuk ga dibeli. Karna saya mau beli yang paket box nya gitu dan masih berharap kalau Four: A Divergent Collection bakal diterbitin di sini. Yeah itu masih tentang divergent juga tapi dari sudut pandangnya Tobias Eaton, makannya harus banget dibeli, because now, I'm REALLY falling in love with this guy ♥,♥. TOBIAS!!




Penampakannya nih.
(source: google images)
Lalu tiba-tiba ga sengaja nemu inceran lama. Padahal udah sempet nyerah sama seri The Secret of The Immortal Nicholas Flamel karya Michael Scott gara gara buku seri yang awalnya udah out of print. Tapi akhirnya......*mataberkacakacabahagia*

Akhirnya re-publish lagi ♥.♥
Ketemu pula buku menarik yang masuk list yang akan saya beli. Novel berseri lagi yeah. Sinopsisnya juga bikin penasaran.


Dan akhirnya setelah muter-muter sampe kaki pegel, nemu juga buku yang mau saya beli. Yap.... biar saya ga kalap-kalap banget, emang sengaja udah nentuin dari rumah buku apa yang mau dibeli. List nya:

  • If I Stay - Gayle Forman

"Sebelum film nya tayang di bioskop-bioskop, yah ada baiknya baca bukunya dulu. Biar bisa komentarin film nya" 


  • Where She Went - Gayle Forman
"Udah beli buku pertamanya masa lanjutannya ga dibeli juga. Sekalian aja yakan..."

  • Looking for Alaska - John Green
Pingin beli buku ini sih emang gara-gara suka aja sama tulisannya John Green. Penasaran sama buku- bukunya semenjak baca The Fault in Our Stars. Biarpun yah saya agak kecewa dengan terjemahannya TFIOS karna banyak kata-kata yang susah dipahamin. Tapi biar gimana pun saya suka ceritanya, dan makannya mau baca buku dia yang lain.

 "Ada suatu hal yang beda dari buku-buku dia"

Oh iya buku ini nih yang susah banget ditemuinnya. Eh gataunya letaknya persis di rak yang ada dibelakang saya pas lagi liat-liat Divergent, Percy Jacson dan lain-lainnya waktu baru sampe gramedia. Tapi saya gak balik badan dan malahan nyari-nyari di rak lain.

    Alaska.... I got you!
  • An Abundance of Katherines - John Green

Buku terakhir yang dibeli, letaknya persis sebelahan sama Looking for Alaska. Tapi sempet ragu mau beli gara-gara semua bukunya udah gak berplastik. Akhirnya nekat nyari-nyari petugas yang stand-by dan minta dicariin bukunya yang masih mulus dan berbungkus plastik. Untung ada....

Dan ini seriusan!! Saat saya nulis post ini sekarang, saya udah tamat baca buku ini. Bukunya unik parah. Ada grafik-grafik fungsi versi tercampak dan pecampak gitu, sampe bingung ini sebenernya novel atau buku aljabar linear saya.
Bahkan di novel ini dikasih lampiran yang menjelaskan teori matematika untuk tercampak dan pencampak.
Setelah keempat buku diatas dibeli, saya masih ngelanjutin muter-muter saya. Mulai dari liat-liat komik, yang selalu aja bikin saya pingin nangis. Pingin banget koleksi komik lagi soalnya tapi ga bisa karna harga-harga komik yang udah makin mahal. Inget jaman kecil harga komik masih delapan ribuan *hiks*. Juga jalan-jalan ke tempat majalah sama tabloid dan nemu yang ngebahas k-pop gitu. dan mata langsung melotot pas liat ada CNBLUE hahaha.

Pokoknya intinya saya muter muter lah, ke bagian buku-buku kuliah, bagian buku pengembangan diri macam psikologis gitu, sampe ke bagian buku yang ngebahas kerajinan tangan.

Dan acara muter-muter saya terpaksa berhenti gara-gara kaki udah pegel parah. ini gara-gara pake wedges, pertama kali pula jalan pake wedges. *kapok* *gamaulagi*. Mana pas mau naik angkot pake acara kejedot di depan pintunya. Saya salah memperhitungkan tinggi pintu angkot dan berimbas ga nunduk-nunduk banget pas masuk.pas mai\u naik angkot. Sakit iya. Malu juga iya.

Okee.... begitulah hari jumat kemarin saya menghabiskan waktu sendiri, pergi ke Gramedia Matraman. Dan merasa ada baiknya juga temen ngebatalin acara jalan. Puas muter muter ditumpukan buku.........

♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥


semua gambar kecuali gambar buku' four: a divergent collection' adalah foto pribadi

Monday, 18 August 2014

Makan di Richeese Factory


Mau cerita rasanya makan di Richeese Factory. 

Kalian boleh sebut saya kudet, karena sejujurnya saya baru tahu loh ada restoran fastfood namanya Richeese Factory (RF). Itu pun taunya gara-gara ada temen ngetweet dia lagi makan disana. Pas baca, saya cuman bisa bilang:
Itu restoran apaan? 
Sejak kapan ada? 
Ga pernah denger......

Berbekal ketidaktahuan itulah, saya cerita ke temen kampus saya, dan coba tebak apa respon dia....
Kemana aja lo? itu udah lama ada kali

Dan saya cuman bisa diem, digituin sama dia..... Untungnya yang kudet emang bukan saya aja, tiga teman saya yang lain sepakat bahwah mereka emang ga tau..... yeah kami menang suara (y)

Saya baru tau, ternyata selama ini Richeese Factory Ga jauh dari rumah. Tepatnya ada di arion, salah satu mall yang sering saya datengin jaman SMA tiap abis lari di gelanggang di seberangnya. Sekedar ngadem.

Setelah dari pagi ngurusin pasport, udahannya diajak bapake ke arion. Langsung lah ga boleh disia-siain saya harus makan di RF, penasaran soalnya. Akhirnya setelah dicari ternyata Richeese Factory deketan sama KFC dan Toko Buku Gunung Agung. 

Berhubung saya penasaran sama fire wings --sayap ayam yang dilumurin sama saus barbeque-- yang punya tingkat kepedasan dari level 0 sampai level 5. Saya pun dari awal memang cuman mau beli itu. Dapet saran dari temen, katanya kalo baru pertama kali jangan sok nekat langsung nyoba yang paling pedes. Temen pun pernah ga sanggup pas makan fire wings level 3, tapi karna temen saya emang ga suka dan ga kuat makan pedes, saya gak percaya sama yang dia bilang. Karna itulah untuk pertama kalinya nanti mau langsung coba makan fire wings yang level 3.

Eh tapi saya berubah pikiran, takut ga kuat akhirnya berniat milih tingkat kepedasan level 2 Aja. Sayangnya saya mulai dibuat galau lagi gara gara denger antrian yang paling depan kalau yang ada tinggal tingkat kepedasan level 1, 2 dan 5. antri yang cukup panjang banget (gara-gara kasir cuman satu) membuat saya merhatiin pilihan orang-orang yang ternyata kebanyakan beli level 1. Gara-gara itulah saya gajadi mau beli level 3 dan memilih level 1. Cari aman aja.

Saya sempet ngerasa engga nyaman dengan pelayanannya ini pas saya udah didepan kasir. Terkesan ga siap Aja. Gak ngerti juga sih apa mungkin emang lagi jam istirahat. Tapi engga ah, saya datang udah jam setengah tiga kok. Tapi kenapa kasir cuman buka 1 doang yang ngebuat antriannya panjang, biarpun akhirnya pas udah kelewat panjang ada satu orang lagi yang muncul jadi kasir. Tapi setelah itu saya tetep masih mengerutkan kening, setelah mesen, cukup nunggu lama sampe makanannya disajiin. Orang yang nyiapain makanan di belakang juga yang keliatan cuman satu, saking banyaknya pesenan pesenan pula dia sempet salah buat gitu, dan karena kelewat lama pula mba kasir nya bilang cepetann gitu ke dia dan kita pembeli ngeliatin kejadian itu. Bapake aj sampe geleng geleng kepala ngeliatnya.

Akhirnya fire wingsnya dateng juga, lupakan masalah yang tadi dan mari dicobain. Setelah nyobain saya gak bisa bilang ini enak banget sih, tapi yah enak, apalagi emang ditempat lain belum ada. Dan bener kata temen sya level satu aja udah pedes, dan pedesnya nempel ga ilang ilang, pedes lada. Beruntunglah saya mesen level 1 doang haha. Buat krim keju khas richeese nya saya gak bisa comment. Dari awal emang saya gak terlalu suka makan terlalu banyak saus atau krim krim gitu. Tapi yah rasanya kaya keju Richees aja.

Begitulah pengalaman gue, akhirnya kesampean makan di Richeese Factory, kalo ada kesempatan masih mau kok makan disana lagi,   masih penasaran dengan fire wings dengan tingkat kepedasan yang lainnya, juga mau cobain dessertnya dll nya ㄱㄱㄱㄱ


note: Saya makan di Richeese Factory sebelun bulan puasa dibulan bulan juni.





credite picture: google images

Wednesday, 30 July 2014

Komentar: Divergent dan The Great Gatsby

Akhirnya nonton film lagi >_<

Jadi ceritanya.....tadi malem saya keingetan kalo saya pingin nonton The Great Gatsby. Demi memuaskan keinginan, saat itu juga saya langsung download dan langsung saya tonton. 

Tidur jam 2 malem gara-gara nonton ini

Menurut saya, konsep film ini sih bagus banget, mulai dari setting latar dan alur critanya. Walaupun sebenernya endingnya ga bikin saya merasa WAH dan excited banget, karena endingnya yah emang gitu. Nonton ajalah sendiri biar tau. Dan pesan dari film itu yang saya tangkep adalah:

 "Kekayaan yang berlimpah belum tentu bisa mendapatkan cinta" 

Udah..... segitu aja komentar saya sama film ini. Saya ga mau cerita lebih lanjut karena saya lebih kepingin ngebahas Divergent yang saya download dan tonton besoknya. Iya.... saya jadi keinget kalo saya juga kepingin pake banget untuk nonton film ini. Dan walaupun susah banget nyari donlotannya dan lama pula, saya ga kecewa sama film ini. FILM INI KEREEEENNNNN



Iya betul ini film kelewat keren sampai kena efek excited berlebihan biarpun nih film udah abis. Yah biarpun beberapa orang bilang adaptasi dari buku ke filmnya kurang bagus. Tapi biarin lah, saya belum baca bukunya ini.

Awalnya saya sempet salah tanggep sama nih film saat nonton bagian awalnya, sampe saya ulang berkali-kali. Emang deh sotoy banget, cuman berbekal sinopsis seemprit dibalik buku sama trailer filmnya dengan pede saya ngira-ngira kalo jalan ceritanya kaya begini, eh tapi ternyata salah total karna yang bener kaya begitu. 

Dan demi apapun, Theo James kenapa keren gini, kenapa kece gini. Cocok banget lah dia meranin Four. Kerennya ga nahan  (♥_♥)


Four
Oh iya gara-gara saking excitednya saya sampe kepingin baca novelnya. Saya  bela-belain cari ebooknya biarpun pake bahasa inggris, bodo amatlah nanti mabok sama bahasa inggris. Dulu sih sebelum Divergent diangkat kelayar lebar saya udah kepingin beli tuh bukunya. Tapi apadaya gak kebeli gara-gara ga ada duit. Giliran ada duit bukunya malah udah out of print. Dan ketika film nya tayang dibioskop, lalu bukunya terbit lagi, saya lagi ga ada duit. Emang dasar lah!! 

Ngomong-ngomong tentang divergent, sebenernya penuh lika-liku banget buat nontonnya. Pas waktu film ini tayang dibioskop sebenernya saya udah nentuin kapan mau nonton setelah liat jadwal kuliah yang 'lumayan' kosong, tapi takdir begitu kejam karena ternyata selalu ada kegiatan dadakan yang ga bisa dihindarkan. Waktu berlalu dengan cepat, Divergent hilang dari bioskop dan saya tetep  tidak pernah kesampean untuk nonton

Saking penasarannya saya sampai nyari-nyari film nya di internet yang berujung sia-sia. Ya iyalah mau nyari sampe ujung laut juga gak bakal ketemu. filmnya juga baru nucul dibioskop.... 




Ketika saya udah lupa dengan segala hal yang berbau-bau Divergent, temen saya cerita kalo dia download (walaupun dengan kualitas jelek dan tanpa sub) tuh film. Tapi dia malah bikin bingung gara-gara dia bilang kalo 


"filemnya ga seru, ceweknya lemah, tempatnya juga ga wah, di gua-gua doang. ga kayak hunger games. Gak sesuai sama ekspektasi gue lah"

Yah emang sih banyak yang bilang kalo film ini katanya kaya The Hunger Games. Makannya temen saya pun membandingkannya sama THG. Tapi setelah saya tonton sendiri nih film ternyata anggapan banyak orang dan teman saya salah besar. Jangan deh banding-bandingin Divergent sama The Hunger Games. Ga ada persis-persisnya, beda banget ceritanya. Dua film ini sama-sama punya kelebihan tersendiri dan sama-sama bagus juga. Dan saya suka dua-duanya :-) 

Ah jadi keinget dua film ini bakal ada lanjutannya. Jadi gasabar gini kan sama Mockingjay Part 1 dan Insurgent the movie kekekeke


credit picture: google images

Thursday, 17 July 2014

MV: K.Will - Please Don't....

Tiba-tiba saya pingin ngebahas MV nya K.will yang judulnya Plese Don't... setelah barusan nonton di youtube. Padahal awalnya cuman maun nonton MV nya yang Day 1, terus penasaran pingin liat yang lain.. Akhirnya setelah liat beberapa MV, saya malah tertarik dengan MV ini, dan buru-buru kepingin nulis dan langsung di share apa yang ada dipikiran saya mengenai MV ini. 

Untuk informasi, lagu ini bisa dibilang udah lama karena keluaran Oktober 2012. Nah untuk MV nya sendiri dibintangi oleh Seo In Guk, Ahn Jae Hyun dan Dasom Sistar, pasti kenal kan yah. 
Buat yang belum liat MV nya coba dilihat dulu.




Sudah diliat kan? 

Yap, ending cerita didalam MV ini bisa dibilang ga ketebak, dan justru membuat kita yang baru sekali nonton bingung dan membuat spekulasi-spekulasi mengenai maksud dibalik cerita dalam MV ini.

Pas liat bagian awalnya saya ngira disini tokoh Seo In Guk patah hati karna orang yang dia cintai ternyata nikah dengan si Ahn Jae Hyun. Bisa dilihat disini Seo In Guk kesel, marah, sedih dan frustasi banget karena perempuan yang dia cintai memilih hidup bersama sahabatnya. Selama ini dia ngira perempuan itu juga suka sama dia karena In Guk sering banget digodain sama perempuan tersebut. Tapi nyatanya cinta dia bertepuk sebelah tangan. Pas dia lagi turun tangga dia malah ngeliat si perempuan itu lagi pelukan sama temennya sendiri. Dan akhirnya ketika mereka bertiga lagi bersama Jae Hyun dan si perempuan tersebut mamerin cincin mereka ke In Guk, dan disitu In Guk bener-bener kecewa. Apa lagi pas tau akhirnya mereka berdua menikah.





Eh tapi ternyata maksud MV ini jauh berbeda dari bayangan yang saya buat diatas. Sejujurnya saya malah dibuat bingun apalagi pas liat endingnya. Tiba tiba yang duduk dimobil bareng In Guk adalah Jae Hyun.



DAn lagi pada bagian ketika In Guk ngerobek foto mereka jadi dua bagian. Foto dia barengan sama si perempuan dan foto Jae Hyun sendiri. Saya kira nantinya foto bagian Jae Hyun bakal dibuang atau diremes-remes biar lecek gitu, eh ternyata....... ENGGA.

Justru disini In Guk malah ngedeketin kedua foto yang udah dirobek tadi, sehingga foto si perempuan ketutupan. seakan-akan yang dihilangkan dari foto mereka bertiga adalah si perempuan itu, bukan nya si Jae Hyun



Bingung kan?
Sama saya juga bingung. 

Saya sempet mikir jangan-jangan ceritanya emang tentang gay gitu. Dan ternyata tebakan saya benar, walaupun pada awalnya saya berusaha menolak pemikiran saya mengenai In Guk yang suka sama Jae Hyun. Syok memang pas tau, apalagi tema kaya gini jarang banget diangkat kemana mana. 

Dan akhirnya saya bisa nerima dengan endingnya setelah saya nonton berulang-ulang dan perhatiin bai-baik, Sisitu keliatan setiap In Guk di gangguin sama si perempuan itu, baik di dalam mobil maupun di tangga, ekspresi dia selalu keliatan kesel banget alias ga suka dan merasa terganggu banget, namun ketika Jae Hyun muncul justru In Guk melunak, ga jadi marah, malahan senyum dan ketawa-tawa. 

Yah biarpun masih suka ngerasa ga mungkin sama endingnya, diterima aja lah yah.

Tapi memang MV nya dibuat twist banget. Seolah-olah sejak awal memang yang jadi sorotan si perempuannya, jadi kita bakalan ngira si perempuan itu yang disukai sama mereka berdua. Untuk yang terakhir saya acungin jempol deh sama MV nya K.will ini. Lagu sama MV nya daebak ♥♥♥






Tuesday, 15 July 2014

Me: Liburan, Drama, Reality Show

Sebagai k-drama addict liburan bisa dibilang hal yang ditunggu-tunggu karena akhirnya kita bisa nonton drama sebanyak dan sepuas-puasnya tanpa ada tekanan sama tugas kuliah. Jadi tentu aja liburan ini saya cuman dirumah aja ngabisin waktu untuk nonton drama dan juga reality show. 

Nah ngomong ngomong soal drama nih, entah kenapa sekarang ini saya gampang banget bosen sama suatu drama yang sedang saya ikutin, yang berujung dengan berhenti ngikutin drama tersebut.

Contohnya adalah drama My Love From The Star, awal-awal rajin banget tiap minggu nungguin link streamingannya keluar, atau kalo lagi males, saya akan download dramanya. Sejujurnya drama ini seru banget untuk diikutin, tapi ketika drama ini menyisakan 3 episode lagi, antusias saya mulai berkurang. Tiap nonton saya skip dramanya biar cepet selesai, atau kalo lagi males banget beralih dengan baca sinopsisnya aja. Bahkan pas episode terakhir, saya ga tonton sama sekali. Penasaran sih iya, tapi berhubung sudah bosen untuk nontonnya akhirnya saya minta temen buat ceritain aja ke saya.

Contoh lain juga terjadi sama drama You're Surrounded. Padahal awalnya saya sangat nunggu ini drama dan masuk list drama yang harus saya ikutin. Pas episode awal, bisa dibilang saya sangat suka, selain itu juga seru. Eh tapi pas episode 6 saya mulai ga berminat lagi buat nonton. Entahlah saya emang sering banget kaya gitu, dan ga pernah tau alasannya apa. Pokoknya hilang minat dan jadi ga antusias aja. Ga ngerti lagi deh padahal di drama kita disuguhin Seung Gi, Go Ara, Ahn Jae Hyun, Cha Seung Won, tapi tetep ga mempan. Dan saya masih belum berminat untuk ngelanjutin ini drama :(
Itu lah contoh-contoh kegagalan saya untuk namatin drama. 

Berhubung saua perlu mengurangi kebosenan saya, akhirnya beralih untuk nonton reality show korea. Ternyata lumayan banyak loh yang saya ikutin. Sampai sekarang ini saya lagi nonton Running Man, Roomate, WGM: YongSeo Couple, Jessica & Krystal, dan The Return Of Supermen. Yah biarpun nontonnya juga pelan pelan.

Untuk Running Man dulu itu rajin ngikutin tapi sekarang ini saya nontonnya mulai bolong-bolong, tergantung guest nya siapa. Kalo ada yang saya kenal saya tonton, kalo engga yah ga ditonton. Kalo Roommate awal-awalnya sih karna penasaran sama beberapa cast nya kaya Lee Dong Wook, Park Bom, Chanyeol, Nana yang akhirnya setelah nonton ini malah jadi  tau ada 2 roommate kece lagi macam Park Min Woo sama Seo Kang Joon. 

Nah kalo WGM Yonghwa sama Seohyun sih emang gara gara pingin liat Yonghwa nya. Bahkan pas awal-awal nontonnya ngebut banget, kurang dari seminggu udah episode 30an karena saya emang pingin buru-buru namatin, tapi yah ujung-ujungnya mulai stuck juga, tapi sekarang mulai lanjutin lagi pelan-pelan. Terus sekarang saya lagi suka-sukanya nonton The Return of Supermen. Awalnya coba nonton episode yang paling terakhir yang hasilnya malah jadi suka dan memutuskan untuk nonton dari episode 1. walaupun sekarang sih baru sampai episode 9

Oh iya gara-gara nonton Roomate inilah saya jadi pingin nonton dramanya Lee Dong Wook yang judulnya Hotel King. Waktu itu sih lumayan ketinggalan karena dikoreanya udah tayang sampai episode 12, akhirnya karena males streaming saya lebih milih download aja tuh drama sampai 10 episode. Waktu itu saya kira dramanya cuman 20 episode doang dan saya syok ternyata nih drama sampai 30 episode. Sejujurnya saya jadi ragu buat nonton karna saya belum pernah sanggup nonton drama diatas 20 episode. Tapi yah sekarang coba nonton drama ini pelan-pelan, karna yah selain episode nya yang panjang alasan lain yang bikin stuck juga karna kesel sama tokoh-tokoh antagonisnya, seakan akan dijahatin mulu tuh Jae Wan sama Ah Mo Ne nya. Ada aja yang bikin kesel lah pokoknya, yah tapi mau gimana lagi namanya juga drama panjaaaang bangeeet :(

Nah ini nih drama yang sekarang ini bener-bener saya ikutin, yaitu King of High School. Dramanya Seo In Guk sama Lee Ha Na. Komentar saya sih drama ini menarik banget. Walaupun disini ceritanya tentang anak SMA yang harus jadi direktur ngegantiin kakanya kerja karena suatu hal terus dipasangin sama wanita kantoran yang bisa dibilang penampilannya cukup beda dan unik dari yang lainnya, tapi chemistry mereka itu dapet dan cocok banget. Sampai sekarang saya masih nonton dan masih ngikutin setiap minggunya, semoga bisa namatin. 

Biarpun King of High School  ada di TVN yang merupakan TV kabel, tapi memang belakangan ini saya lebih suka ngikutin drama-drama dari TVN. Mulai dari Emergency Couple yang ceritanya lucu abis tapi pas beberapa episode menuju terakhir malah dibuat mellow dan malah kebawa galau, terus ada juga Gap Dong drama tentang psikopat yang selalu buat saya bingung tapi juga penasaran. Dan tahun kemarin ketika saya lagi ga tertarik dengan drama-drama di tiga stasiun korea yang biasanya, saya lari ke TVN buat nonton Cyrano Agency Dating sama Who Are You dan drama yang terkenal dapet rating tinggi dan bagus banget kaya Reply 1997 dan Reply 1994, biarpun dari segi cerita saya lebih suka yang Reply 1997 sih. Dan juga ada drama yang pingin saya tontonyaitu Witch Romance. Katanya ini drama lucu abis dan ekstrimnya punya kisah antara wanita karier umur 39 tahun yang belum nikah dan pria kerja part-time yang masih umur 25. Jeng-jeng-jeng-jeng beda umurnya gila banget kan hahahaha.

Jadi begitulah, tontonan yang pingin saya tonton itu sebenernya banyak dan ngerasa ga akan selesai-selesai juga walaupun lagi liburan. Niatnya sih selalu pingin bergadang buat nonton drama, tapi apa daya mata suka ga kuat liat layar laptop. Biarpun saya nyalain laptop dari pagi, saya ga bisa langsung nonton. Kegiatan wajibnya pasti iseng ngecekin timeline twiter, scroll sana scroll sini dan mantengin tweet orang tapi sendirinya ga pernah ngetweet *kurang kerjaan*. Tapi kadang asiknya mantengn twitter adalah saya jadi suka dapet informasi juga sih. 

Selain itu, saya juga suka baca-baca berita juga biarpun lebih banyak tentang k-pop nya, biasanya saya suka ngecekin soompi sama koreanindo juga kadang-kadang baca yahoo, juga detik.com kalau lagi nyari berita mengenai motogp. Biarpun cewe, gini-gini saya suka banget nontonin moto gp hahaha. selain itu kadang suka iseng aja browsing-browsing ga jelas, nyari nyari sesuatu yang baru yang bisa ngabisin waktu berjam-jam, jadinya kadang saya udah cape duluan buat nonton drama, karena emang butuh konsentrasi kalo mau nonton drama dan reality show hahaha.

oke segini dulu cuap-cuap ga jelas saya. Hanya sekedar ingin cerita ke siapapun yang mau baca.


Best Regards


Sesha ♥

Sunday, 11 May 2014

Story: When I Chose to be a Boice


Sebagai penikmat drama korea dari tahun 2011 sampai sekarang, saya jadi suka sama yang namanya Korea, dan punya mimpi untuk pergi kesana. Gak hanya terkenal dengan drama-dramanya, korea juga terkenal dengan boyband dan girlbandnya. Tapi emang dasar hati saya udah nempel sama drama korea, saya jadi biasa-biasa aja sama yang namanya boyband/girlband.

DULU
Kalau disuruh milih nyebutin member-member boyband/girlband atau aktor/aktris, saya pasti lebih milih nyebutin satu-satu nama aktor/aktris, karena saya emang ga bisa hafal mereka. Menurut saya wajah  member dari boyband/girlband semuanya mirip, dan uniknya saya baru bisa kenal mereka kalau mereka udah main drama, karena didrama saya bisa liat mereka berkali-kali, jadinya ‘baru’ bisa inget
Eh, tapi-tapi. walaupun saya ga pernah tau secara mendalam, saya cukup menikmati musik-musik mereka kok. Dan saya acungi jempol karena memang musik mereka unik dan enak didenger dan mereka memang ganteng-ganteng dan cantik-cantik. Tapi yah gitu, karena hanya sebatas sebagai seorang penikmat saya tidak terlalu memaksakan diri untuk mencari tahu secara mendalam lagi mengenai boyband/girlband tersebut.

SEKARANG
Semenjak ketemu sama temen yang suka K-pop, dimana saya sering cerita-cerita drama ke dia, kalo dia cerita tentang boyband/girlband ke saya--Yeah... it likes sharing session. Alhasil sekarang saya udah ga buta-buta banget lah, udah bisa tau banyak boyband/girlband berikut member membernya walaupun masih sebagian. ;)





Sampai suatu ketika di November 2013....

"CNBLUE kan band, bukan boyband." Tiba-tiba teman saya bilang begitu ke saya.
"Hah! Masa sih? gue kira mereka boyband juga" itu lah jawaban yang keluar dari mulut saya.

Jujur, saat denger itu saya jadi mikir, "CNBLUE?" "Masa sih?" "Mereka band?" "Wow"

Kalau ditanya pengetahuan saya tentang CNBLUE....
Emang minim banget saat itu, saya tau ada CNBLUE, tapi ga pernah tau mereka adalah grup band. Satu-satunya member yang saya tahu adalah the leader, Yonghwa yang kata temen saya sering banget jadi guest di Running Man. Itu pun hanya sebatas tau dan ga lebih. Tapi pas saya inget-inget setahun yang lalu, ternyata saya pernah loh baca sebuah berita tentang CNBLUE, tapi saat itu saya mengira mereka adalah band dari jepang, lah kok bisa....? entahlah mungkin saya salah baca atau beritanya ternyata yang salah, saya tidak tau.



Tapi gara-gara perkataan teman saya tersebut, saya jadi penasaran banget. Ada hal yang menurut saya sangat menarik ketika tau ternyata mereka adalah band. Alhasil, pulang kuliah saya langsung deh ngecek youtube buat nonton MV nya. 

Lagu pertama di-play.
'Lagu nya ga asing, kaya pernah denger, oh iya temen suka muter lagu ini. Enak'
Lagu kedua di-play.
'Kok keren yah mereka main alat musiknya? Lagunya enak didenger, bikin semangat. '
Lagu ketiga di-play. 
'Wah lagunya enak juga, baru pertama kali denger. Mereka keren juga disini '

Yap...Setelah denger beberapa lagu, saya makin tertarik sama CNBLUE. Masih belum puas, saya pun mencari live performing nya di youtube, karena menurut saya dengan liat live performing nya maka kita akan tau kualitas asli mereka. Dan ketika saya play live performing mereka saya cuman bisa spechless dan senyum senyum.
"Demi apapun, mereka keren banget, suara mereka keren, main musik nya keren, good looking semua pula. Aduh kayaknya mulai suka CNBLUE nih" itulah pikiran yang ada diotak saya saat itu.
Makin saya liat live performing mereka saya makin suka dan suka. Yah.... bisa dibilang sejak saat itu saya mulai suka dengan musik CNBLUE, lagu mereka enak, suara mereka bagus, main musiknya jagi.


Oke itulah sedikit cerita  awal mula saya bisa suka sama CNBLUE sampai sekarang. Yeah I'm a Boice :D

Telat banget yah?
Iya telat bangetttt. Baru suka CNBLUE setelah beberapa hari sebelumnya dibulan Oktober 2013 mereka konser di Indonesia. Bener-bener ga sadar, ya ampun. Padahal waktu itu, tiap hari sering baca koreanindo dan baca kalo CNBLUE mau konser di Jakarta, tapi selalu saya skip beritanya, ampun deh >.<

Sekarang mereka lagi sibuk dengan konser Can't Stop mereka. Yeah.... dan barusan (ga tau udah selesai apa belum) mereka lagi konser Can't Stop di Singapura. Mau banget deh nontonin mereka........ Nabung dari sekarang....

 I wish the boys can come to Indonesia too.
See you ♥




Picture credit: google images, CNBLUE official facebook